MAKASSAR, TALINEWS.COM — Wali Kota Makassar sekaligus Ketua DPD II Partai Golkar Kota Makassar, Munafri Arifuddin, kini disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kuat untuk memimpin Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar Sulawesi Selatan. Namanya menguat menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (Musda) Partai Golkar Sulsel yang dijadwalkan berlangsung pada Agustus 2025.
Keberhasilan Munafri dalam memperkuat posisi Golkar di Kota Makassar menjadi alasan utama banyak pihak menilai dirinya layak naik ke tingkat provinsi. Di bawah kepemimpinannya, Golkar Makassar mencatat pencapaian gemilang pada Pemilu 2024 dengan meraih 97.209 suara dan berhasil menambah kursi DPRD Kota Makassar menjadi enam. Pencapaian ini dinilai sebagai bukti nyata efektivitas kepemimpinannya dalam membangun konsolidasi dan kepercayaan publik terhadap partai berlambang pohon beringin tersebut.
Selain kiprahnya di internal partai, rekam jejak elektoral Munafri juga menjadi faktor pendukung yang kuat. Kemenangan pasangan Munafri Arifuddin–Aliyah Mustika Ilham pada Pemilihan Wali Kota Makassar 2024 dengan perolehan 319.112 suara (54,72%) memperlihatkan bahwa dirinya memiliki basis dukungan yang luas dan solid di ibu kota provinsi. Hal ini sekaligus memperkuat posisinya sebagai figur yang tidak hanya populer di internal Golkar, tetapi juga diterima oleh masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Meski demikian, peta persaingan menuju kursi Ketua Golkar Sulsel diprediksi berlangsung ketat. Sejumlah nama besar seperti Ilham Arief Sirajuddin, Kadir Halid, dan Syamsuddin Hamid disebut-sebut akan turut bersaing dalam Musda mendatang. Kondisi ini menunjukkan dinamika yang sehat di tubuh Golkar Sulsel, di mana regenerasi dan kompetisi kepemimpinan menjadi bagian dari proses demokrasi internal partai.
Ketua Golkar Sulsel saat ini, Taufan Pawe, menegaskan bahwa semua kader memiliki hak yang sama untuk maju dalam kontestasi tersebut. Ia memastikan proses pemilihan akan berjalan sesuai mekanisme partai dengan menjunjung tinggi asas keterbukaan dan musyawarah mufakat. “Siapa pun yang terpilih nantinya, harus menjadi simbol persatuan dan penggerak kekuatan baru Partai Golkar di Sulawesi Selatan,” ujarnya.
Dengan berbagai pencapaian dan modal politik yang dimiliki, Munafri dinilai berpotensi membawa angin segar bagi Partai Golkar Sulsel. Namun, keberhasilan dalam kontestasi ini akan sangat bergantung pada kemampuannya membangun konsolidasi lintas daerah dan menjaga soliditas antar kader. Jika mampu melakukannya, kepemimpinan Munafri dapat menjadi momentum strategis untuk memperkuat dominasi Partai Golkar di Sulawesi Selatan menjelang Pemilu 2029.










